Sabtu, 18 Desember 2010

TABK

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

Desember 14, 2008 heeeealda

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer sebagai media media
penyimpanan data, semakin diperlukan pula bagi seorang Auditor/Analis Data
dalam melakukan fungsinya sebagai Pemeriksa/Pengawas/Analisa Data untuk
mampu dalam mengolah data secara tepat, cepat dan akurat. Saat ini masih
banyak para auditor/analis data yang masih menggunakan metode lama (sampling
data) dalam memeriksa/mengawasi dengan salah satu alasannya adalah waktu yang
diberikan untuk memeriksa/mengawasi tidak mencukupi. Tentunya hasil yang
didapatpun tidak selalu maksimal.

http://www.djamrud.com/training/acl

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga ditekankan perlunya pemahaman auditor dalam pemeriksaan sebuah sistem akuntansi berbasis komputer. Teknik ini dikenal dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs). TABK/CAATT dapat juga didefinisikan sebagai penggunaan perangkat dan teknik untuk mengaudit aplikasi komputer serta mengambil dan menganalisa data. Dengan kata lain TABK/CAAT merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk mengolah data.Kendala lain adalah pemahaman yang kurangtentang pemrograman komputer. Salah satu alat bantu untuk auditor/analyst data yang sudah dikenal didunia yaitu ACL Software.

http://mahyuni-bjm.blogspot.com/2007_11_01_archive.html

ACL adalah sebuah program untuk membantu akuntan dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis komputer atau Pemrosesan Data Elektronik. ACL secara khusus dirancang untuk menganalisa data, memanipulasi data dan mengekspor data sehingga membuatnya menjadi lebih berguna bagi auditor. ACL dapat mengerjakan berbagai tipe format data. Data yang dihasilkan oleh komputer, disimpan dalam karakter-karakter yang disebut byte.

ACL dapat membaca data dari berbagai macam sistem yang terbentang mulai dari model sistem mainframe lama hingga ke relational database modern. ACL adalah aplikasi yang hanya ‘read-only’, ACL tidak pernah mengubah data sumber asli sehingga aman untuk menganalisis jenis live-data. Keanekaragaman sumber data dan teknologi akses data, cara mengakses data juga

bervariasi dari satu sumber data ke lain. ACL membaca beberapa sumber data secara langsung dengan mengimport dan menyalin sumber data sehingga dapat dianalisis. http://www.theAkuntan.Com

ACL dirancang khusus untuk menganalisa data dan menghasilkan laporan audit baik untuk pengguna biasa (common/nontechnical users) maupun pengguna ahli (expert users). Dengan menggunakan ACL, pekerjaan auditing akan jauh lebih cepat daripada proses auditing secara manual yang memerlukan waktu sampai berjam-jam bahkan sampai berhari-hari.
Software ini dapat melakukan akses data langsung kedalam database ataupun dalam bentuk teks file dalam waktu yang singkat tanpa menganggu sistem yang sedang berjalan. Melakukan proses verifikasi hasil dari data yang diperoleh untuk menciptakan integrasi data yang dipercaya dan hasil analisa data yang dapat dihandalkan. Semua dapat dilakukan dengan cepat,tepat, aman dan akurat.

Manfaat ACL antara lain:

o Bagi auditor , penggunaan ACL akan membantu mereka dalam melaksanakan tugas audit secara lebih terfokus, cepat, efisien, efektif, dan murah dengan lingkup yang lebih luas dan analisis mendalam. Indikasi penyimpangan dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan dengan beraneka ragam analisis menggunakan ACL sehingga auditor dapat menemukan lebih banyak penyimpangandan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan pembuktian.

o Untuk manajemen, termasuk profesi akunting dan keuangan, ACL dapat membantu mereka dalam menganalisis data dan informasi perusahaan, pengujian pengendalian yang telah ada, dan pembuatan laporan manajemen secara cepat dan fleksibel

http://kabelkusut.blogspot.com/2008/07/apa-sih-acl.html

o Untuk Sumber Daya Manusia/Pemeriksa, IT dan lainya: Dapat melakukan sistem pelaporan yang sesuai dengan keinginan atau laporan yang diinginkan (Independensi) dan dengan Akurasi dan Kwalitas Data yang sangat bagus. Sehingga data pelaporan dapat dipercaya. Proses pembuatan Rekapitulasi dengan sangat cepat.

http://400education.com/?page_id=509

Saat ini banyak sekali software audit yang beredar dipasaran seperti:

o 1.IDEA (Interactive Data Analysis Software)
Merupakan software audit yang dapat digunakan untuk membuat rekonsiliasi, investigasi kecurangan, internal/operational audit, pemindahan file, mempersiapkan laporan manajemen dan analisis-analisis lainnya, termasuk menelusuri security log.
IDEA adalah software yang powerful dan mudah dioperasikan untuk membantu akunting dan professional keuangan meningkatkan keahlian auditing, mendeteksi kecurangan, dan memenuhi dokumen-dokumen standar. Software ini memungkinkan kita untuk mengimpor data dengan cepat, menyertakan, menganalisa, mengambil sample dan mengekstrak data dari berbagai macam sumber, termasuk laporan yang dicetak dari sebuah file.
Didesain oleh Akuntan untuk Akuntan, IDEA menawarkan sebuah tampilan antar muka yang intuitif termasuk fungsi point dan klik, menu bantuan, toturial dan multi tampilan. Dengan kemampuan ukuran file yang tak terbatas, IDEA dapat mengakses dan menganalisa data yang berukuran besar dalam beberapa detik saja, membebaskan anda untuk menganjurkan manajemen dalam proyek tambahan dan memberikan analisa yang mendalam.

o 2. APG (Audit Program Generator)
APG memungkinkan tim audit mempersiapkan daftar perencanaan audit mereka. APG memungkinkan tim audit untuk menambah, menghapus atau melakukan modifikasi item-item individual dalam daftar perencanaan audit untuk menyesuaikan antara pekerjaan auditor dengan keperluan klien mereka.
Daftar perencanaan audit dari APG termasuk item-item untuk menetapkan:
· Persetujuan penerimaan tugas
· Persetujuan personel audit terhadap perikatan audit
· Tingkat independensi
· Pengetahuan terhadap kesatuan usaha
· Taksiran kemampuan audit
· Surat Perikatan
· Taksiran risiko audit dan tingkat materialitas
· Taksiran risiko pengendalian
· Tindakan-tindakan melanggar hukum
· Tingkat kesalahan dan ketidakpatuhan
· Prosedur analitikal
· Strategi audit dan program audit

APG dapat membantu dalam memenuhi standar auditing, mempertimbangkan struktur pengendalian internal dalam sebuah laporan keuangan auditan. Standar auditing mengharuskan auditor mendapatkan pemahaman terhadap tiga elemen dari struktur pengendalian dan apakah kebijakan-kebijakan yang relevan, prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang mendasar telah diterapkan pada perusahaan yang diaudit.

o 3. Microsoft Excel
Microsoft Excel adalah program aplikasi yang cukup populer, yang dapat dipastikan ada pada setiap PC, terlepas dari apakah software tersebut asli atau bajakan.
Cara kerja audit berbantuan computer dengan Microsoft Excel sebenarnya hampir sama dengan software yang lain, yaitu setelah file data diimpor atau disalin, maka selanjutnya dapat dilakukan pengolahan/manipulasi data sesuai keperluan audit yang dilakukan, tentunya dengan menginputkan formula-formula yang diperlukan.
Sekalipun demikian, tetap harus diakui bahwa penggunaan Microsoft Excel untuk audit tetap memiliki kekurangan dibandingkan dengan paket software yang memang dikhususkan untuk audit. Hal ini karena file yang telah diimpor atau disalin bukanlah jenis file read only sehingga sangat rentan kesalahan yang diakibatkan kesalahan pengetikan dan pengeditan yang dilakukan. Keterbatasan lainnya adalah keterbatasannya dalam mengenali dan membaca file sumber data, jika dibandingkan dengan program seperti ACL dan IDEA yang mempunyai kemampuan membaca file dalam banyak tife/ekstensi.

o 4. AUDIT-Easy
Adalah software yang digunakan untuk mengembangkan dan melakukan audit kepatuhan internal dan eksternal.

o 5. EZ-R Stats
Adalah software audit dengan beberapa kegunaan sebagai berikut:
· Mengidentifikasi duplikasi, selisih-selisih, jumlah populasi, klasifikasi dan stratifikasi data, univariate statistik, menentukan ukuran sample, persentil/quartile, histogram, dan lainnya.
· Menentukan prosedur-prosedur seperti misalnya test Hukum Benford (Benford’s Law) besaran nilai kumulatif moneter sampling, interval sampling,cross tabulasi,
· Dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian statistik seperti Chi Square, pemeriksaan nomor kartu kredit, penyusunan nomor keatas dan kebawah.
· Menghasilkan grafik – histogram, garis trend, grafik pareto, dan lain-lain

o 6. QSAQ
Software ini digunakan untuk menjadwalkan, mengelola analisis dan mengadakan internal audit, penilaian, pengujian dan pemeriksaan. Software ini didesain untuk mengorganisasikan, melangsungkan, mendokumentasikan, dan melaporkan dalam internal audit dan eksternal audit.

o 7. Random Audit Assistant
Adalah software untuk mendapatkan sample audit yang valid dari batasan audit yang telah ditetapkan.

o 8. RAT-STATS
Adalah paket software statistik yang didesain untuk membantu auditor dalam menetapkan sample audit secara acak dan mengevaluasi hasilnya

o 9. Auto Audit
Software ini merupakan sistem informasi audit yang terintegrasi. Software ini memungkinkan departemen audit untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dalam satu database. Dengan fasilitas untuk menaksir risiko, perencanaan, penjadwalan, kertas kerja, dan lainnya, maka menggunakan software ini merupakan pilihan yang tepat untuk mengelola sebuah departemen audit.

o 10. GRC on Demand
Adalah software dengan kegunaan untuk manajemen pengendalian keuangan, otomatisasi audit, risiko manajemen, teknologi informasi pemerintahan

http://mahyuni-bjm.blogspot.com/2007_11_01_archive.html

Lembaga / Universitas yang Menggunakan ACL:

o Universitas Kristen Pesta untuk mata kuliah audit system informasi

o Akuntansi Fakultas Ekonomi Unair

o STIE Perbanas Surabaya untuk matakuliah Pengauditan

Perkembangan dalam teknologi informasi memberikan dampak yang besar pada bidang audit, pemeriksaan audit sistem akuntansi berbasis komputer. dikenal dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs). Akuntan Publik, terutama Kantor Akuntan Publik Besar yang memang sangat membutuhkan penggunaan teknik ini untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan audit mereka.

Keuntungan menggunakan TABK ini antara lain adalah:

* Untuk database yang berisikan ribuan transaksi, yang tidak mungkin dilakukan dengan cara manual, maka TABK sangat membantu untuk memfokuskan audit.
* TABK mampu memeriksa 100% seluruh transaksi dalam sebuah database.
* TABK mampu memberikan informasi untuk analisis data dan melihat profil data.
* Waktu untuk proses audit lebih cepat dengan bantuakn TABK ini.

http://theakuntan.com/auditing/teknik-audit-berbantuan-komputer-tabk/

Kekurangan TABK/CAATT

Sekalipun telah diuraikan diatas bahwa TABK/CAATT merupakan teknik audit modern dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan audit secara manual, namun tetap harus diakui bahwa audit dengan teknik ini tetap mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut diantaranya adalah tidak adanya pengembangan keahlian penguasaan software-software terhadap staf audit. Software-software tersebut pada umumnya harus dipelajari dalam waktu yang lama, sehingga sebuah KAP yang menginginkan staf-stafnya mahir dalam penguasaan software-software ini harus “menginvestasikan” dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membekali mereka dengan serangkaian pelatihan-pelatihan penggunaan software ini. Pada beberapa kasus, pelatihan-pelatihan tersebut malah menjadi percuma karena tidak langsung dipraktekkan pada audit yang dilakukan. Hal ini karena untuk menjadi mahir, software-software ini menuntut pengembangan dan pemeliharaan keahlian secara kontinyu.

(http://mahyuni-bjm.blogspot.com/2007_11_01_archive.html)

Audit berbantuan computer dengan menggunakan software Audit Command Language dimulai dari pendefinisian berbagai macam tipe data yang dapat dibaca oleh software ACL, analisa laporan keuangan perusahaan dimulai dari Neraca beserta Rugi laba ditelusuri ke buku besar dengan menggunakan fungsi yang terdapat pada software Acl yaitu: Verification, Count, Total, Age, Search, Sort, Index, Statistic, Profile, Summarize, Stratification, Sample, Export, Import, Extract, Relation, Joint, Merge, pembuatan laporan yang dihasilkan dari fungsi yang ada di software ACl, serta dilengkapi dengan pembuatan bacth (meliputi tahapan pemeriksaan laporan keuangan yang dirangkum menjadi satu program

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga ditekankan perlunya pemahaman auditor dalam pemeriksaan sebuah sistem akuntansi berbasis komputer. Teknik ini dikenal dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs). Sudah beberapa semester saya mengajar di Jurusan Akuntansi FE Unair dan STIE Perbanas Surabaya untuk matakuliah Pengauditan PDE (Kalau di kampus Perbanas disebut EDP Auditing), yang salah satu materinya adalah TABK ini. Ini adalah tulisan untuk yang ingin tahu lebih dekat tentang TABK.

Penggunaan TABK atau CAATs akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor dalam melaksanakan audit dengan memanfaatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh komputer. Untuk itu mengkombinasikan

number.JPG

pemahaman mengenai pentingnya keahlian audit dengan pengetahuan sistem informasi berbasis komputer akan menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dalam proses audit sistem informasi. Persiapan auditor sistem informasi untuk memiliki keahlian tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk dapat melakukan tugas sebuah audit sistem informasi

Dalam praktek audit, terutama auditee yang menggunakan sistem informasi berbasis komputer (kayaknya hampir semua perusahaan besar sudah Computer-based IS), auditor yang bisa mengoperasikan TABK ini memang sangat diperlukan. Tahun 2005, saya yang di KAP HLB Hadori Surabaya saat mengaudit PT Pelindo III, beli software ACL ini, harganya total plus bea masuk sekitar Rp. 35 juta (ini hanya untuk 1 lisensi saja). Sebenarnya selain software ACL ada juga software lainnya seperti IDEA, CA Panaudit Plus, Monarch Software dan banyak lagi lainnya, tetapi kebanyakan fungsinya sama, yaitu data interogating.

Data Intergoating adalah pengolahan database untuk tujuan tertentu, definisinya sebagai berikut:

CAATs is a PC based File Interrogation Tool for use by auditors, accountants, investigators and IT staff.
It analyses data in many ways and allows extraction, sampling and manipulation of data in order to identify errors, problems, specific issues and trends

Keuntungan menggunakan TABK ini antara lain adalah:

* increased or wider scope of investigations, which cannot be done manually; Untuk database yang berisikan ribuan transaksi, yang tidak mungkin dilakukan dengan cara manual, maka TABK sangat membantu untuk memfokuskan audit.
* increased coverage (covering 100% of the transactions for a year or more); TABK mampu memeriksa 100% seluruh transaksi dalam sebuah database.
* better information, such as extra analysis or profiling of data; TABK mampu memberikan informasi untuk analisis data dan melihat profil data.
* saving time; Waktu untuk proses audit lebih cepat dengan bantuakn TABK ini.

Sebenarnya klo untuk orang yang sudah pinter komputer dengan menggunakan perintah-perintah query SQL, maka nggak perlu pake software ini. Tapi bagi para akuntan yang biasanya nggak tahu perintah-perintah query itu maka sangat cocok sekali untuk memahami sebuah database. Berikut ini saya sampaikan beberapa modul dasar untuk latihan TABK dengan menggunakan perangkat lunak ACL yang sering saya sampaikan di matakuliah yang saya asuh. Beberapa modul yang dapat didownload seperti berikut dibawah ini. Modul-modul ini hanya untuk memberikan pemahaman dasar mengenai data interrogating yang sering dilakukan ketika melakukan audit dalam lingkungan sistem informasi berbasis komputer.

Filenya berikut berbentuk .pdf Silakan anda cetak sendiri dan boleh diperbanyak dan gratis alias free loh. Total semua file ini saya kompres dalam bentuk .zip dapat anda download di sini, tapi klo mau download satu-satu silakan klik berikut ini.

* Modul 00 Pengantar ACL for Windows
* Modul 01 Mempersiapkan Data dengan ACL
* Modul 02 Verifikasi Data
* Modul 03 Command Log
* Modul 04 Menambah dan Menghapus Kolom
* Modul 05 Menghitung Jumlah Record Data
* Modul 06 Menghitung Nilai Total sebuah kolom
* Modul 07 Statistik dan Profil Data
* Modul 08 Sequence, Duplicate dan Gaps
* Modul 09 Sort dan Index
* Modul 10 Data Extracting
* Modul 11 Exporting Data
* Modul 12 Classify and Summarize
* Modul 13 Stratify Data
* Modul 14 Aging Data
* Modul 15 Sampling
* Modul 16 Menampilkan Output Grafik

Cuman sayangnya, karena modul-modul tersebut saya buat tahun 2005, saat software ACL masih versi 7 (saat ini yang terbaru sudah versi 9). Tapi pada prinsipnya, untuk belajar interogasi dan manipulasi database, tetap sama.

Untuk data latihan modul-modul tersebut di atas silakan download file yang saya kompress di sini database.zip (kalo mau latihan, datanya ya harus anda uncompress dulu).

Untuk softwarenya, ACL versi 7 - dapat anda download di sini (ini software boleh apa nggak ya aku upload di sini? saya blom kontak ijin dari ACL untuk upload ini, tapi ini software hanya versi educational purpose saja kok, tapi full functional loh. Cuman hanya record databasenya untuk latihan saja sehingga terbatas, nggak bisa dipake beneran … yah namanya educational purpose). Untuk menjalankannya, silakan unzip dan jangan lupa saat unzip passwordnya www.theakuntan.com kemudian dari folder hasil unzip klik 2 kali file ACL for Windows 7.

Tulisan lainnya tentang CAATs, coba anda download ini Computer Assisted Audit Techniques dan ini IS Audit - CAATs. Selamat belajar dan mencoba deh.

Komunikasi Kelompok

Komunikasi Kelompok
Sumber : http://adiprakosa.blogspot.com
PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
• Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

• Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
• Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

• Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

• Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1. ukuran kelompok.
2. jaringan komunikasi.
3. kohesi kelompok.
4. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

Daftar pustaka
Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.


Sumber : http://massofa.wordpress.com
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Klasifikasi Kelompok dan Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
Kelompok dapat diklasifikasikan dalam empat dikotomi, yaitu: primer, sekunder, ingroup-outgroup rujukan-keanggotaan, dan deskriptif-prespektif. Kelompok mempengaruhi perilaku komunikasi dalam 3 hal, yaitu: konformitas, fasilitas sosial, dan polarisasi.

Penelitian menunjukkan bahwa kelompok berkembang melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: orientasi, konflik, kemunculan (emergence), dan penguatan (reinforcement). Adanya kelompok juga menyebabkan terbentuknya budaya kelompok. Budaya kelompok ini berfungsi untuk: (1) membentuk identitas kelompok, dan (2) memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok.

Penelitian menunjukkan bahwa kelompok berkembang melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: orientasi, konflik, kemunculan (emergence), dan penguatan (reinforcement). Adanya kelompok juga menyebabkan terbentuknya budaya kelompok. Budaya kelompok ini berfungsi untuk: (1) membentuk identitas kelompok, dan (2) memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok

Efektivitas, Pengambilan Keputusan dan Konflik dalam Kelompok
Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua factor, yaitu: factor situasional (karateristik kelompok dan factor personal (karateristik para anggota kelompok).
Faktor situasional meliputi:
a. ukuran kelompok,
b. jaringan komunikasi,
c. kohesi kelompok,
d. dan kepemimpinan.

Sedangkan factor personal meliputi:
a. kebutuhan interpersonal,
b. tindak komunikasi,
c. peranan.


Aktivitas penting lainnya di dalam kelompok adalah pengambilan keputusan. Pengambilan dapat dilakukan dengan cara: consensus, kompromi, pengambilan suara mayoritas, keputusan oleh pemimpin, dan orbitrasi.
Konflik dalam kelompok tidak dapat dihindari. Ada dua dimensi penting dalam konflik, yaitu: ketegasan dan kerja sama. Jika dikombinasikan maka kedua dimensi tersebut menghasilkan lima gaya sikap.

Sumber : http://kuliah.dagdigdug.com
PRINSIP DASAR KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian pendahuluan, bahwa kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan manaslah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisocial.

Bahasan dalam modul ini mencakup tiga hal, yaitu pengertian mngenai kemonikasi kelompok, karakteristik dari komunikasi kelompok dan kajian tentang fungsi dari komunikasi kelompok.

Pengertian Komunikasi Kelompok
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communiation, A Revisian of Approaching Speech/Comumunication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the face-to-face interaction of three or more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, self-maintenance, or problem solving, such that the members are able to recall personal characteristics of other members accurately).

Ada empat elemen yang tercakup dalam definisi di atas, yaitu :
1. interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi, maksud atau tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya. Kita mencoba membahaas keempat elemen dari batasan tersebut dengan lebih rinci.

2. Terminologi tatap muka (face-toface) mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya. Batasan ini tidak berlaku atau meniadakan kumpulan individu yang sedang melihat proses pembangunan gedung/bangunan baru. Dengan demikian, makna tatap muka tersebut berkait erat dengan adanya interaksi di antara semua anggota kelompok. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang, kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi di mana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karenannya kurang tepat untuk dikatakan sebagai komunikasi kelompok.

3. Maksud atau tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas, bermakna bahwa maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe identitas kelompok. Kalau tujuan kelompok tersebut adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan dimaksudkan untuk menanamkan pengetahun (to impart knowledge). Sementara kelompok yang memiliki tujuan pemeliharaan diri (self-maintenance), biasanya memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari kelompok itu sendiri. Tindak komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan kolektif/kelompok bahkan kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri. Dan apabila tujuan kelompok adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

4. Elemen terakhir adalah kemampuan anggota kelompok untuk menumbuhkan karateristik personal anggota lainnya secara akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan dengan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen.
Batasan lain mengenai komunikasi kelompok dikemukakan oleh Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication. Mereka mengatakan bahwa kelompok atau group merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu (a small collection of people who interct with each other, usually face to face, over time order to reach goals).

Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu :
1. elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.

2. elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.

3. elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.

4. elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

Karakteristik Komunikasi Kelompok
Apapun fungsi yang disandangnya, baik primer maupun sekunder dalam keberadaannya memiliki karakteristik tertentu. Karenanya, memahami karakteristik yang ada merupakan langkah pertama untuk bertindak lebih efektif dalam suatu kelompok di mana kita ikut terlibat didalamnya. Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Kita akan membahas kedua karakteristik tersbut denga lebih rinci satu persatu.

Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma oelh para sosiolog disebut juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan, apakah melalui suara mayoritas ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari norma tugas mmusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

Berikut kita akan mempelajari norma-norma dalam kelompok dengan mencermati tabel di bawah ini.
TABEL NORMA-NORMA YANG DIHARAPKAN
DALAM SUATU KELOMPOK
SOSIAL PROSEDURAL TUGAS
Mendiskusikan persoalan Memperkenalkan para Mengkritik ide
Yang tidak kontroversial anggota kelompok bukan orangnya
Menceritakan gurauan Membuat agenda Mendukung gagasan
Yang lucu pertemuan yang terbaik
Menceritakan kebenaran Duduk saling bertatap Memiliki kepedulian
Yang tidak dapat dibantah muka untuk pemecahan
Persoalan
Jangan merokok (kalau Memantapkan tujuan Berbagi beban
Dimungkinkan) kelompok pekerjaan
Jangan datang terlambat Jangan meninggalkan Jangan memaksakan
Pertemuan tanpa sebab gagasan kita dalam
Kelompok
Tidak hadir tanpa alasan Jangan memonopoli Jangan berkata kasar
Yang jelas percakapan jika tidak setuju

Jika norma diberi batasan sebagai ukuran kelompok yang dapat diterima, maka peran (role) merupakan pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok. Ada dua fungsi peran dalam suatu kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan. Kita akan menyimak kedua fungsi tersebut dalam tabel.

TABEL PERAN FUNGSIONAL DARI ANGGOTA KELOMPOK
FUNGSI TUGAS FUNGSI PEMELIHARAAN
Pemberi informasi Pendorong partisipasi
Pemberi pendapat Penyelaras
Pencari informasi Penurun ketegangan
Pemberi aturan Penengah persoalan pribadi

Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dan fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk pembuatan kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri.

Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun.

Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.

Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.

Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.

Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.

MEMAHAMI KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK
Persoalan-persoalan mengenai tipe kelompok, metode pembuatan keputusan yang terjadi dalam suatu kelompok dan kepemimpinan dalam kelompok merupakan materi pelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan belajar 2 berikut ini.

Dalam wujud nyata yang dapat dita temui sehari-hari, kita nengenal beberapa tipe dari kelompok seperti kelompok belajar, kelompok pemecahan masalah, serta kelompok sosial lainnya. Sementara dalam bahasan mengenai metode pengambilam keputusan dalam kelompok, kita akan mengenal sejumlah metode yang digunakan di mana masing-masing metode yang dipakai bergantung kepada beberapa faktor yang melingkupinya. Dan dalam bahasan mengenai kepemimpinan dalam kelompok, kita diajak untuk memikirkan gaya-gaya kepemimpinan yang terjadi dalam kelompok dan fungsi kepemimpinan dalam kelompok.

Kita mencoba membahas ketiga subbahasan dalam kegiatan belajar 2 ini dengan lebih rinci dan mendalam.
Tipe Kelompok
Ronald B. Adler dan Goerge Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok belajar (learning group), kelompok pertumbuhan (growth group), dan kelompok pemecahan masalah (problem-solving group). Masing-masing tipe kelompok memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda.

Kelompok Belajar (learning group)
Ketika kita mendengar kata ‘belajar’ atau learning, perhatian dan pikiran kita hampir selalu tertuju pada suatu lembaga pendidikan ataupun sekolah. Meskipun institusi pendidikan tersebut termasuk dalam klasifikasi learning group, namun ia bukan satu-satunya. Kelompok yang memberi keterampilan berenang ataupun kelompok yang mengkhususkan kegiatannya pada peningkatan kemampuan dalam memberi pertolongan darurat misalnya, dapat digolongkan ke dalam kelompok belajar tersebut. Jadi, apa pun bentuknya, tujuan dari learning group ini adalah meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para anggotanya.
Satu ciri yang menonjol dari learning group ini adalah adanya pertukaran informasi dua arah, artinya setiap anggota dalam kelompok belajar adalah kontributor atau penyumbang dan penerima pengetahuan.

Kelompok Petumbuhan (growth group)
Jika learning group para anggotanya terlibat dalam persoalan-persoalan aksternal sebagaimana yang telah siuraikan di atas, maka kelompok pertumbuhan lebih memusatkan perhatiannya kepada permasalah pribadi yang dihadapi para anggotanya. Wujud nyata dari growth group ini adalah kelompok bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi sebagaimana yang sudah diuraikan pada kegiatan belajar 1, serta kelompok yang memusatkan aktivitasnya kepada penumbuhan keyakinan diri, yang biasa disebut dengan consciousness-raising group.
Karekateristik yang terlihat dalam tipe kelompok ini adalah growth group tidak mempunyai tujuan kolektif yang nyata, dalam arti bahwa seluruh tujuan kelompok diarahkan kepada usaha untuk membentu para anggotanya mengidentifikasi dan mengarahkan mereka untuk peduli dengan persoalan pribadi yang mereka hadapi.

Kelompok Pemecahan Masalah (problem-solving group)
Orang -orang yang terlibat dalam kelompok pemecahan masalah, bekerja bersama-sama untuk mengatasi persoalan bersama yang mereka hadapi. Dalam sebuah keluarga misalnya, bagaimana seluruh anggota keluarga memecahkan persoalan tentang cara pembagian kerja yang memungkinkan mereka terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, seperti tugas apa yang harus dilakukan seorang suami, apa yang menjadi tanggung jawab istri, dan pekerjaan-pekerjaan apa yang dibebankan kepada anak-anaknya. Atau dalam contoh lain, bagaimana cara warga yang bergabung dalam satu rukun tetangga (RT) berusaha mengorganisasikan diri mereka sendiri guna mencegah tindakan pencurian melalui kegiatan sistem keamanan llingkungan atau lebih dikenal dengan siskamling.

Problem solving gorup dalam opersionalsasinya, mlibatkan dua aktivitas penting.
1. Pengumpulan informasi (gathering information); bagaimana suatu kelompok sebelum membuat suatu keputusan, berusaha mengumpulkan informasi yang penting dan berguna untuk landasan pengambilan keputusan tersebut.
2. Pembuatan keputusan atau kebijakan itu sendiri yang berdasar pada hasil pengumpulan informasi.

Referensi:
1. Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003
2. John Fiske, Introduction to Communication Studies, Sage Publications, 1996
3. Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth
Publication, New Jersey, 1996.
4. Drs. Ahmad Mulyana, M.Si


Sumber: http://apadefinisinya.blogspot.com
Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)

A. Bentuk Komunikasi
- Komunikasi Personal [Personal Communication]
- Komunikasi intrapersonal [intrapersonal communication]
- Komunikasi antarpersonal [interpersonal communication]
- Komunikasi Kelompok [Group Communication]
- Komunikasi kelompok kecil [small group communication] Ceramah [lecture], diskusi panel [panel discussion], simposium [symposium], forum, seminar, curah saran [brain storming], komunikasi antara manager dengan sekelompok karyawan,
- Komunikasi kelompok besar [large group communication] Public speaking, Rhetorika
- Komunikasi Massa [Mass Communications]
Pers cetak [koran, majalah, tabloid]
Pers elektronik [radio, tv, film]
Pers digital [internet : www.detik.com, www.koridor.com, www.berpolitik.com]
- Komunikasi media [Medioa communication]
Surat, telepon, e-mail, pamflet, poster, brosur, spanduk, dll.

B. Sifat komunikasi
- Tatap muka [face to face]
- Bermedia [mediated]
- Verbal [verbal]
- Lisan [oral]
- Tulisan/ cetak [written/ printed]
- Nonverbal [non-verbal]
- kial/ isyarat badaniah [gestural]
- bergambar [pictorial] , facial expressions, spatial relationship

Sementara itu, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut :

Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah.

Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain.

Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok.

Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis.
Seiring dengan perkembangan usia dan intelektual kita maka kehidupan sosial kita semakin kompleks, kita mulai masuk menjadi anggota kelompok sekunder; sekolah, lembaga keagamaan, tempat pekerjaan dan kelompok-kelompok sekunder yang sesuai dengan minat dan keterikatan kita. Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku.

Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) kita dalam berkomunikasi. Agar dapat disebut kelompok ketika anggota-anggotanya memiliki kesadaran akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Jadi ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Nasib anggota-anggota kelompok juga saling bergantung satu sama lain. Identifikasikan kelompok dimana sekarang anda menjadi anggotanya, dan analisis bagaimana kelompok tersebut mempengaruhi perilaku komunikasi anda ).

Bagaimana komunikasi dalam kelompok mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Ada dua aliran besar didalam melihat teori komunikasi kelompok (Liitlejohn, 1999:284-294):
1. The input – process – output model
Input = sesuatu yang mempengaruhi kelompok
Proses = sesuatu yang terjadi dalam kelompok
Output = sesuatu yang dihasilkan kelompok

2. The structurational perspective
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-process output model :
a. A general organizing model
Menekankan pada bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan untuk aktivitas pengambilan keputusan
b. The functional tradition
Menekankan pada kualitas komunikasi kelompok, membahas kesalahankesalahan yang dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan.
c. The interactioanl tradition
Menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok. Bahwa output kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi di dalam kelompok. Kelompok kecil melaksanakan kegiatannya dengan berbagai format. Format yang paling populer adalah panel discussion, seminar, simposium, dan simposium-forum.
Panel Discussion.

Dalam format panel atau meja bundar, anggota kelompok mengatur diri mereka sendiri dalam pola melingkar atau semi-melingkar. ereka berbagi informasi atau memecahkan permasalahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka berbicara. Anggota akan memberikan kontribusinya jika mereka sendiri merasakan merasakan layak itu.


Ceramah (lecture)
Dalam seminar, anggota kelompok adalah “para pakar” dan berpartisipasi dalam format panel atau meja bundar. Perbedaannya adalah dalam seminar terdapat peserta yang anggotanya diminta untuk berkontribusi. Mereka ini bisa diminta untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan beberapa umpan balik. Modifikasi lain dari seminar adalah format seminar dua-panel, yang terdiri dari panel pakar dan panel awam. Panel awam mendiskusikan topik, tetapi jika mereka memerlukan informasi teknis, tambahan data, atau pengarahan, mereka akan meminta bantuan kepada anggota panel pakar untuk memberikan informasi yang diperlukan.

Symposium
Dalam simposium, setiap anggota menyajikan presentasi yang telah disiapkan, seperti halnya pidato di depan umum. Semua pembicara menilik dari aspek yang berbeda mengenai suatu topik. Dalam simposium, pemimpin atau moderator akan memperkenalkan para pembicara, mengatur alur dari satu pembicara ke pembicara lain, dan bisa juga menyampaikan ringkasannya secara berkala.

Brain Storming.
Simposium-forum terdiri dari dua bagian: simposium, dengan pembicara yang sudah disiapkan, dan forum, yang mempersilakan para hadirin untuk mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh pembicara selain itu juga forum yang berbentuk curah pendapat, tukar pikiran. Pimpinan akan memperkenalkan para pembicara dan menjadi moderator dalam acara tanya jawab.
Diposkan oleh Phyrman di 19.56
Label: Komunikasi Kelompok, Teori Komunikasi

Senin, 29 November 2010

AUD 1

Skepticism pencarian jujur untuk pengetahuan. Ini adalah sebuah pendekatan untuk klaim mirip dengan metode ilmiah . Ini adalah metodologi yang kuat dan positif (kumpulan metode penyelidikan) yang digunakan untuk mengevaluasi klaim dan membuat keputusan. Hal ini digunakan untuk mencari sementara) kebenaran (dalam hal-hal dan untuk membuat keputusan yang berdasarkan alasan suara, logika, dan bukti. Skeptisisme adalah berdasarkan metode sederhana: keraguan dan pertanyaan. Idenya adalah untuk awalnya tidak menerima klaim atau mengabaikan mereka, ini tentang pertanyaan mereka dan menguji mereka untuk validitas. Hanya setelah melakukan penyelidikan mengambil sikap skeptis pada masalah.
uji kontrol

Dalam fase audit, auditor yang pertama membawa "uji contorls" untuk memverifikasi apakah laporan keuangan organisasi patut mengandalkan upon.if auditor tidak mendapatkan puas dengan ini, dia kemudian membawa "pengujian substantif" yang merupakan analisis yang komprehensif.
pengujian substantif
adalah uji rekening saldo untuk memverifikasi kebenaran jumlah. Tiga bentuk pengujian substantif adalah: (1) tes transaksi (yang sering dilakukan bersamaan dengan uji kepatuhan ), (2) tes saldo, dan (3) prosedur review analisis. Pengujian transaksi dan saldo mengumpulkan bukti validitas perlakuan akuntansi transaksi dan saldo. Mereka dirancang untuk mengidentifikasi kesalahan dan penyimpangan. Sampling statistik dapat digunakan dalam menentukan akurasi angka laporan keuangan. Pengujian transaksi dapat dilakukan terus menerus sepanjang tahun audit atau pada atau dekat dengan tanggal neraca.
Uji kontrol dan uji substantive
Kontrol adalah manajemen sesuatu yang di tempat untuk mendeteksi kesalahan, kesalahan, dan / atau penipuan. Sebagai contoh, manajemen mengatakan bahwa semua pembelian di atas 1.000 dolar harus ditandatangani oleh bendahara. Itu adalah kontrol dimasukkan ke dalam tempat untuk berhenti hanya orang dari mampu membeli barang-barang untuk perusahaan. Oleh karena itu tes kontrol hanya merupakan salah satu dilakukan oleh auditor untuk memastikan bahwa kontrol berfungsi dengan benar. Sebelum mereka benar-benar menguji mengendalikan mereka mendapatkan pemahaman tentang itu dan menilai risiko kontrol yang. Jika mereka menilai hal itu terjadi berisiko tinggi (alias kontrol tidak dilaksanakan dengan benar, atau hanya bau), maka mereka TIDAK akan menguji kontrol, whats menyebabkan titikSebaliknya mereka hanya akan melakukan pengujian substantive.

tes substantif adalah tes dalam jumlah dolar / saldo. Oleh karena itu dalam contoh ini auditor harus menguji laporan keuangan yang sebenarnya saldo berhubungan dengan pembelian, untuk membuat angka-angka fisik yang benar pada FS.

Pada dasarnya uji kontrol yang digunakan untuk membatasi pengujian substantif. Ini adalah cara untuk auditor untuk menggunakan penilaian mereka dengan mengatakan, ya kontrol ini kerja yang baik, sehingga akan menangkap masalah mereka sendiri, jadi kita bisa mengandalkan dalam membuat. Jika mereka tidak baik yang perlu kita lakukan pengujian substantif yang akan membuat kita bekerja lebih keras dan menguji angka yang sebenarnya di FS.

Risiko Audit adalah istilah yang umum digunakan dalam kaitannya dengan audit atas laporan keuangan suatu entitas. (Lihat audit keuangan ). Tujuan utama dari audit tersebut adalah untuk memberikan suatu tindakan untuk berpendapat, apakah atau tidak laporan keuangan yang diaudit menyajikan secara wajar keuntungan keuangan, posisi / rugi dan arus kas entitas. Risiko Audit adalah risiko auditor memberikan pendapat yang tidak pantas atas laporan keuangan, terutama ketika laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material. Perhatian kurang adalah situasi di mana auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak memenuhi standar penyajian secara wajar, padahal sebenarnya mereka lakukan .
Dalam konteks ini, risiko audit (juga disebut risiko residual) mengacu pada risiko audit dapat diterima, yakni menunjukkan kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin salah saji secara material setelah audit selesai dan pendapat (bersih) wajar tanpa pengecualian diterbitkan . Jika auditor memutuskan untuk risiko audit yang lebih rendah, itu berarti bahwa ia ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak salah saji material.
AR = CR * IR * DR
mana ... IR adalah risiko yang melekat, CR adalah pengendalian risiko dan DR, risiko deteksi adalah probabilitas bersyarat bahwa auditor tidak mendeteksi salah saji material F S /, mengingat bahwa satu ada.

skeptisme

Skepticism pencarian jujur untuk pengetahuan. Ini adalah sebuah pendekatan untuk klaim mirip dengan metode ilmiah . Ini adalah metodologi yang kuat dan positif (kumpulan metode penyelidikan) yang digunakan untuk mengevaluasi klaim dan membuat keputusan. Hal ini digunakan untuk mencari sementara) kebenaran (dalam hal-hal dan untuk membuat keputusan yang berdasarkan alasan suara, logika, dan bukti. Skeptisisme adalah berdasarkan metode sederhana: keraguan dan pertanyaan. Idenya adalah untuk awalnya tidak menerima klaim atau mengabaikan mereka, ini tentang pertanyaan mereka dan menguji mereka untuk validitas. Hanya setelah melakukan penyelidikan mengambil sikap skeptis pada masalah.
Ada lebih dari satu cara untuk melihat klaim dari semua jenis:
Penerimaan.
Untuk berbagai alasan, orang akan menerima klaim sebesar nilai nominal. Mengklaim mungkin setuju dengan kepercayaan lain mereka sehingga dianggap dapat diterima, mereka mungkin pernah mendengar klaim diulang begitu sering bahwa mereka menganggap itu pasti benar (misalnya kita hanya menggunakan 10% dari otak kita) atau mungkin sesuatu yang mereka ingin benar, yang cocok dengan pandangan mereka dunia atau bahwa kelompok sosial mereka.
Pendekatan ini memiliki kelemahan utama yang klaim dan keyakinan yang tidak diteliti dan bisa jadi salah.
Denial.
Pendekatan ini adalah di mana klaim diberhentikan tanpa pertimbangan layak karena tidak cocok dengan pemahaman's saat seseorang, sistem kepercayaan atau pandangan dunia. Tidak atau pengawasan perlu dianggap digunakan, jika klaim tersebut tidak dianggap diterima untuk alasan apapun, itu ditolak. Kerugian untuk pendekatan ini adalah bahwa jika klaim itu harus benar, tidak akan diakui sebagai demikian.
Keraguan dan penyelidikan.
Metode ini adalah inti dari skeptisisme. Klaim, apakah mereka melihat layak atau sangat tidak mungkin benar, akan diragukan, namun mereka tidak akan ditolak. A kemudian akan bertanya untuk mencapai kesimpulan yang dibenarkan (bila mungkin). Metode ini meliputi:
1. Keraguan.

Keraguan ini tidak sama dengan penolakan. Skeptis menggunakan keraguan konstruktif, yang merupakan sikap sementara, suspensi penghakiman: posisi yang dipegangnya hingga klaim dapat dinilai. Tujuan keraguan konstruktif adalah untuk menghindari kesimpulan tergesa-gesa seperti menerima atau menolak klaim tanpa pembenaran.
2. Permintaan.
Untuk bertanya berarti untuk mencari pengetahuan. Ini adalah jantung skeptis. Jika klaim yang akan diperiksa, bukti untuk mendukung klaim perlu dipertimbangkan, tetapi yang terpenting, begitu juga counter-klaim dan penjelasan alternatif. penyelidikan yang sukses adalah hasil dari memeriksa semua bukti yang berkaitan dengan klaim dan mencapai kesimpulan yang dibenarkan.

Setelah penyelidikan, skeptis akan membentuk kesimpulan pada suatu isu (harus bukti yang cukup kuat telah tersedia untuk membenarkan satu), namun kesimpulan ini adalah satu sementara yang dapat berubah jika atau yang lebih baru informasi yang lebih baik datang ke cahaya. Aspek ini memegang posisi sementara pada hal-hal yang memberikan skeptisisme atribut menguntungkan menjadi mengoreksi diri. Tidak ada dogma dengan skeptis: tidak peduli bagaimana suara kesimpulan muncul selalu ada ruang untuk itu akan terbukti salah dengan bukti baru.
The advantage of this method is that claims are scrutinised. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa klaim yang diteliti. Klaim palsu dan menyesatkan berdiri lebih baik banyak kesempatan yang ditemukan seperti; dan setiap klaim, baik biasa, paranormal, atau ilmiah, yang tampaknya tidak mungkin tapi tetap benar, akan memiliki kesempatan yang baik ditunjukkan untuk menjadi kenyataan.
Beban pembuktian.
Beban pembuktian adalah konsep bahwa terserah kepada mereka membuat klaim untuk membuktikannya, atau memberikan bukti pendukung yang baik untuk itu, bukan untuk orang lain untuk membuktikan hal itu. Ini adalah konsep yang sama seperti bagaimana pengadilan beroperasi. Terserah penuntutan untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah, itu tidak sampai ke pembelaan untuk membuktikan tidak bersalah.
Ini adalah pendekatan untuk mengklaim bahwa skeptis ambil. Sebuah klaim yang disajikan akan diragukan (dianggap tidak terbukti) sampai bukti-bukti yang mendukung dapat diperiksa;. Jika bukti yang mendukung klaim, baik benar atau wajar di luar meragukan, klaim akan diterima jika tidak maka akan ditolak kecuali atau sampai lebih lanjut bukti yang disajikan.
Apa buktinya?
Ketika berbicara tentang bukti, skeptis mengacu atau empiris bukti nyata. Artinya, bukti-bukti yang dapat diperiksa atau diperiksa oleh pihak ketiga. Ini adalah kualitas, atau kekokohan, bukti pendukung yang menentukan apakah klaim diterima atau ditolak.
Hal ini karena pentingnya kualitas tinggi bukti yang diperlukan untuk mendukung klaim bahwa salah satu bentuk yang paling populer bukti umum, kesaksian pribadi (atau anekdot), tidak diterima sebagai memuaskan untuk mendukung klaim. Psikolog telah mengidentifikasi kesalahan banyak kognitif (penalaran,, memori persepsi, dll) yang kita semua miliki yang berarti bahwa kita dapat membentuk banyak kesimpulan yang salah tentang hal-hal tak peduli betapa tulus kita mungkin percaya.
Common kesalahpahaman:
• Skeptisisme adalah suatu sistem kepercayaan.

Ini tidak, melainkan metodologi. Bahkan cukup kebalikan dari sistem kepercayaan. Tentu saja skeptis, orang yang menggunakan metode skeptis, sering memiliki pendapat yang bertentangan dengan kepercayaan orang banyak itu, namun itu tidak membuat skeptis hanya sebuah sistem kepercayaan alternatif.
• Skeptisisme adalah posisi non-kepercayaan.

Hal ini sangat umum bagi orang untuk menyebut diri mereka atau orang lain sebagai 'skeptis' ketika mereka tidak menerima atau percaya sesuatu: 'pemanasan global skeptis', misalnya. Ini bukan pemakaian yang benar dari kata tentang skeptisisme ilmiah namun. Seperti dijelaskan di atas, skeptisisme adalah suatu metodologi dan dengan demikian, klaim yang didukung akan diterima oleh skeptis.
• Skeptis ditutup-minded.

Kritik ini biasanya dibuat oleh mereka yang percaya pada hal-hal yang telah dibuktikan atau tidak terbukti. Menyimpulkan bahwa klaim salah ketika gagal untuk berdiri hingga cermat tidak ditutup-berpikiran - malah sebaliknya, pada kenyataannya, dan asumsi atau memegang posisi sementara yang klaim salah sampai terbukti sebaliknya juga merupakan pendekatan yang tepat untuk mengambil (lihat Beban Pembuktian di atas). Membentuk kesimpulan berdasarkan bukti terbaik yang tersedia tidak membuat satu tertutup-berpikiran hanya karena ini-sound posisi secara logis tidak setuju dengan's keyakinan seseorang atau keinginan bahwa kepercayaan mereka itu nyata.
• Skeptis tidak percaya dalam segala hal.

kesalahpahaman ini mungkin berasal dari skeptisisme filosofis, sebuah cabang filsafat yang mempertanyakan apakah pengetahuan mutlak dan kepastian yang mungkin. skeptisisme modern atau ilmiah skeptisisme rasional; metode keraguan dan penyelidikan dijelaskan di atas.

Banyak orang juga membuat kesalahan dari pengelakan dan membingungkan kata skeptis (akan ragu-ragu) dengan sikap skeptis (metodologi) dan mengasumsikan bahwa skeptis hanya ragu-ragu atau kafir.
• Skeptisisme adalah tentang menentang klaim.

Skeptisisme adalah tentang pemeriksaan klaim, tidak menentang mereka. Sebagaimana dijelaskan, skeptis akan ragu klaim sampai mereka dapat diteliti, hal ini, bagaimanapun, adalah cara yang benar untuk menangani klaim baruTidak ada alasan logis untuk menerima atau menolak klaim sebelum telah diselidiki - maka suspensi penghakiman.

Tentu saja skeptis lakukan menentang klaim, seperti banyak melibatkan dan pseudosains paranormal, ini bukan hanya oposisi otomatis untuk klaim tersebut Namun, itu karena klaim tersebut telah diperiksa dan bukti-bukti pendukung tidak berdiri hingga cermat.
• Skeptics are debunkers. Skeptis adalah debunkers.

Bunk adalah kata lain untuk omong kosong dan berarti kebalikan dari sesuatu yang benar atau faktualUntuk menghilangkan prasangka sesuatu yang berarti untuk menghapus omong kosong dari itu dan mengungkapkan apa yang benar. Skeptisisme bukan tentang membongkar per se, tetapi membongkar merupakan konsekuensi dari penyelidikan kritisBahkan, bertentangan dengan pemahaman populer, cara terbaik untuk menunjukkan sesuatu yang benar adalah bahwa hal itu dapat menolak usaha-usaha untuk membuktikannya palsu: mencoba untuk membuktikan sesuatu palsu adalah cara yang kuat untuk menguji validitasnya.

kesalahpahaman di sini bukan bahwa kadang-kadang skeptis akhirnya membongkar klaim, tetapi bahwa debunker 'kata' sering digunakan sebagai istilah yang merendahkan. Membongkar ide omong kosong, penipuan, hoax dan klaim menyesatkan adalah, tidak negatif, nilai positif.

Ini harus dibuat jelas, bagaimanapun, bahwa skeptik tidak berangkat dengan tujuan membongkar klaim (yaitu memegang posisi terbentuk sebelumnya dan dibenarkan klaim's kepalsuan a). Beberapa klaim hanya akan berakhir menjadi debunked sebagai konsekuensi dari penyelidikan skeptis. That's an important distinction to understand. Itu perbedaan yang penting untuk memahami.
Ringkasan.
Skeptisisme adalah metodologi, bukan posisi di halIni adalah cara untuk memeriksa klaim dan membuat keputusan. Idenya adalah untuk menerapkan aturan logika dan alasan dengan keterampilan berpikir kritis dalam menilai klaim atau masalah dan untuk membentuk kesimpulan berdasarkan bukti, bukan pada preferensi pribadi atau prasangka.
Metode ini membuatnya lebih mungkin bahwa mereka yang menggunakan skeptisisme akan mencapai kesimpulan yang benar tentang isu-isu, yang, tentu saja, bisa sangat bermanfaat di semua lapisan kehidupan: pribadi, bisnis, masalah kesehatan, penipuan pengakuan dan klaim menyesatkan, keuangan, dll .

Kamis, 04 November 2010

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

LATAR BELAKANG
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan gelar Akuntan. Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi nantinnya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi.
Sebelum SK tersebut dikeluarkan pada tahun 2001, pemberian gelar akuntan di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang (UU) No.34 tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan pada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikan yang diberikan. Mahasiswa yang telah lulus S1 akuntansi di Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara secara otomatis akan memperoleh gelar sarjana akuntansi. Untuk meraih gelar sarjana akuntansi, mahasiswa dari perguruan lainnya harus menempuh Ujian Negara Akuntansi (UNA). Menurut Machfoed (1998) dalam Widyastuti, dkk, (2004) proses perolehan gelar akuntan yang bersifat diskriminatif tersebut memiliki dua kelemahan yaitu timbulnya diskriminasi pemberian gelar akuntan dan tidak meratanya tingkat profesionalisme para akuntan di dunia kerja.
Alasan-alasan tersebut kemudian menyebabkan organisasi profesi akuntan (Ikatan Akuntan Indonesia) dan Departemen Pendidikan Nasional melalui Dirjen Dikti merasa perlu meninjau kembali peraturan yang berlaku untuk menghasilkan akuntan yang profesional. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor.179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk), dan Surat Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang pengangkatan panitia ahli persamaan ijazah akuntan, serta ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret 2002, antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan pendidikan profesi akuntan, yang pada akhirnya membuat Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) di Indonesia dapat terealisasi.
Mahasiswa yang mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah calon akuntan yang nantinya berhak mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Ujian ini merupakan syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik sebagai akuntan publik. Dengan mengikuti ujian ini, diharapakan calon akuntan di masa depan tidak hanya mahir secara teknis namun juga mahir secara profesional. Dengan demikian, lulusan PPAk nantinya akan memiliki daya saing sebagai akuntan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi yang tidak mempunyai predikat akuntan.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) adalah penyelenggara PPAk yang pertama (sejak Maret 2003) dan telah menghasilkan lulusan PPAk pertama kali di Indonesia. Kini, di usianya yang kelima, PPAk FEUI telah menghasilkan 650 lulusan yang telah menjadi akuntan beregister. Dalam Open House PPAk-Maksi FEUI pada 14 Mei 2008, pihak PPAk FEUI menyebutkan bahwa dari angka sebanyak itu, yang merupakan lulusan akuntansi FEUI hanya 25 orang (4%). Angka tersebut menunjukkan perbedaan mencolok antara jumlah keseluruhan mahasiswa yang mengikuti PPAk FEUI dengan jumlah mahasiswa PPAk FEUI yang merupakan lulusan sarjana S1 akuntansi FEUI. Di samping itu, jumlah lulusan S1 Akuntansi FEUI yang mengikuti PPAk jauh lebih kecil daripada jumlah total lulusan S1 Akuntansi FEUI. Walaupun PPAk memiliki memiliki peran penting untuk karier seorang akuntan di masa depan, namun minat lulusan S1 Akuntansi FEUI untuk mengikuti PPAk masih rendah.
Melihat rendahnya minat mahasiswa akuntansi untuk meningkatkan profesionalisme di tengah tingginya kebutuhan dan tuntutan peningkatan profesionalisme akuntan, penulis termotivasi untuk melakukan penulisan mengenai minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Selain itu, penulisan ini juga termotivasi oleh penulisan-penulisan terdahulu mengenai minat mahasiswa mengikuti PPAk. Sebelumnya, Bambang (2004) dalam Widysatuti, dkk (2004) telah meneliti faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hasil penulisan menunjukkan bahwa karier dan materi PPAk merupakan faktor yang paling penting dalam mengikuti PPAk.. Selain itu, Widyastuti, dkk (2004) telah meneliti pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk Yogyakarta. Hasil penulisan Widyastuti, dkk menunjukkan bahwa motivasi karier merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Ellya Benny dan Yuskar (2006) meneliti pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi, di kota Padang. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi kualitas dan motivasi karier memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Sedangkan motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Viriany (2007) melakukan penulisan tentang pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk di Universitas Tarumanagara. Hasil penulisan Viriany (2007) sejalan dengan penulisan Ellya Benny dan Yuskar (2006), yaitu motivasi karier dan motivasi kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Etika Profesi Akuntansi

Pengertian Etika

• Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
• Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral
• Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya

Fungsi Etika
1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
2. Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas

Sanksi Pelanggaran Etika :
1. Sanksi Sosial
Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat ‘dimaafkan’
2. Sanksi Hukum
Skala besar, merugikan hak pihak lain.

Jenis-jenis Etika
1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar
2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.
• Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial.

• Etika sosial dibagi menjadi:
o Sikap terhadap sesama;
o Etika keluarga
o Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis, pialang informasi
o Etika politik
o Etika lingkungan hidupserta
o Kritik ideologi Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang ajaran moral sedangka moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu dikaitkan dengan moral serta harus dipahami perbedaan antara etika dengan moralitas.

Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Laporan Audit
Laporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk mengkomunikasikan hasil auditnya kepada masyarakat. Oleh karena itu, makna setiap kalimat yang tercantum dalam laporan audit baku dapat digunakan untuk mengenal secara umum profesi akuntan publik.
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat. Paragraf pengantar berisi objek yang diaudit oleh auditor dan penjelasan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor, dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan.
Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan auditan, berdasarkan kriteria prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun yang diaudit dibanding dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun sebelumnya. Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:
1. auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);
2. auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion;
3. auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);
4. auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).
Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk melakukan auditing, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya, dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

Tipe Audit dan Auditor
Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan tertentu. Audit operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dengan tujuan untuk; (1) mengevaluasi kinerja, (2) mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, (3) membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut
Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta), yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, dan menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Etika Profesional Profesi Akuntan Publik
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

Aturan Etika Profesi Akuntansi IAI

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. .
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan terse but terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
• Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
• Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
• Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.
Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.